Pengaruh Interaksi Komitmen Organisasi dengan Partisipasi Anggaran
Terhadap Senjangan Anggaran
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih
mementingkan diri sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya yang
merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimiliknya. Komitmen
menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal)
yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al., 1979); (Edfan Darlis,
2002). Komitmen organisasional bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki
ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima
nilai yang ada serta tekad dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar
dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya sendiri. Dalam
pandangan ini, individu yang memiliki komitmen tinggi akan lebih mengutamakan
kepentingan organisasinya dibandingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya
(Pinder, 1984); (Edfan Darlis, 2002).
Bagi individu, dengan komitmen
organisasional tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau
karyawan dengan komitmen organisasional rendah akan mempunyai perhatian yang
rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi
kepentingan pribadi. Komitmen organisasional yang kuat di dalam diri individu
akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai
dengan kepentingan organisasi (Angle dan Perry 1981); Porter et al.,
1974); (Edfan Darlis, 2002) serta akan memiliki pandangan positif dan lebih
berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi (Porter et al.,
1974), dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya senjangan
dapat dihindari.
Untuk
meneliti hubungan antara komitmen organisasi dengan senjangan, disusun
hipotesis 2:
H2 = Semakin tinggi komitmen organisasi,
maka senjangan anggaran akan semakin kecil.
Berkaitan
dengan penelitian mengenai komitmen organisasional, Nouri dan Parker (1996);
(Edfan Darlis, 2002) berpendapat bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran
tergantung pada apakah individu memilih untuk mengejar kepentingan diri sendiri
atau justru bekerja untuk kepentingan organisasi. Menurut mereka, komitmen yang
tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha
menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, dan partisipasi anggaran membuka
peluang bagi bawahan untuk menciptakan senjangan anggaran untuk kepentingan
mereka jika komitmen karyawan terhadap organisasi berada pada level yang
rendah. Dari hasil penelitian Nouri dan Parker (1996), dapat disimpulkan bahwa
tingkat
komitmen organisasional seseorang dapat mempengaruhi keinginan mereka untuk
menciptakan senjangan anggaran. Komitmen organisasi yang tinggi akan mengurangi
individu untuk melakukan senjangan anggaran. Sebaliknya, bila komitmen bawahan
rendah, maka kepentingan pribadinya lebih diutamakan, dan dia dapat melakukan
senjangan anggaran agar sasaran anggaran tersebut diharapkan dapat mempertinggi
penilaian kinerjanya karena berhasil dalam pencapaian tujuan.
Bawahan
berkomitmen organisasional tinggi akan menggunakan informasi yang mereka
dapatkan untuk membuat anggaran menjadi relatif tepat, sehingga, dengan adanya
komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari.
Sebaliknya, bawahan dengan komitmen organisasional rendah cenderung untuk tidak
memberikan informasi khusus yang mereka miliki kepada atasan, sehingga dapat
menyebabkan keinginan bawahan untuk melakukan senjangan anggaran. Nouri dan
Parker (1996) berpendapat, hal ini terjadi karena bawahan hanya menempatkan
sedikit atau bahkan tidak memiliki keinginan unuk memenuhi pencapaian tujuan
organisasi, mereka hanya tertarik dengan kepentingan pribadinya, partisipasi
anggaran merupakan kesempatan baginya untuk melakukan senjangan anggaran.
Luthans (1998) mendukung pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa komitmen yang
rendah menggambarkan ketidakloyalan individu kepada organisasi.
Berdasarkan
pendapat yang diajukan Nouri dan Parker (1996) serta didukung oleh Luthans
(1998), diajukan hipotesis tentang pengaruh interaksi komitmen organisasi dan
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran:
H3 = Tingkat partisipasi anggaran
akan menaikkan senjangan anggaran, pada komitmen organisasi yang tinggi, dan
akan menurunkan senjangan anggaran pada komitmen organisasi yang rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan
Data
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok profesional yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini adalah para Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, dan Para Pimpinan atau Divisi yang berada satu tingkat sampai lima tingkat di bawah Rektor yang memenuhi kriteria telah menduduki jabatan minimal satu tahun. Kriteria ini dimaksudkan bahwa responden telah memiliki pengalaman dalam penyusunan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok profesional yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini adalah para Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, dan Para Pimpinan atau Divisi yang berada satu tingkat sampai lima tingkat di bawah Rektor yang memenuhi kriteria telah menduduki jabatan minimal satu tahun. Kriteria ini dimaksudkan bahwa responden telah memiliki pengalaman dalam penyusunan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode distribusi langsung (direct distribution method),
yaitu mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun
mengumpulkan kembali kuesioner. Kuesioner dirancang dengan jelas, ringkas dan
semenarik mungkin serta disertai dengan penjelasan-penjelasan atau keterangan
dari variabel-variabel penelitian sehingga memudahkan responden untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut dan hal ini dimaksudkan juga
untuk mencegah bias terhadap hasil penelitian.
3.2. Definisi dan Pengukuran
Variabel
Data yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi dua variabel, yakni variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan. Sedangkan sebagai variabel dependen adalah senjangan anggaran. Berikut ini akan diuraikan definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3.2.1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban di dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). Sementara Kenis (1979); (Edfan Darlis, 2002) mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai tingkat partisipasi manajer dalam mempersiapkan anggaran dan mereka memiliki pengaruh dalam menentukan pencapaian sasaran anggaran di pusat pertanggungjawabannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaannya untuk mencapi target yang ada dalam anggaran pada pusat pertanggungjawabannya.
Data yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi dua variabel, yakni variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan. Sedangkan sebagai variabel dependen adalah senjangan anggaran. Berikut ini akan diuraikan definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3.2.1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban di dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). Sementara Kenis (1979); (Edfan Darlis, 2002) mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai tingkat partisipasi manajer dalam mempersiapkan anggaran dan mereka memiliki pengaruh dalam menentukan pencapaian sasaran anggaran di pusat pertanggungjawabannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaannya untuk mencapi target yang ada dalam anggaran pada pusat pertanggungjawabannya.
Untuk mengukur keterlibatan dan
pengaruh seorang manajer atau bawahan dalam proses penyusunan anggaran,
digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Terdiri dari 6 butir
pertanyaan dengan nilai dalam skala satu sampai lima. Satu berarti sangat tidak setuju dan
skala lima
berarti sangat setuju
No comments:
Post a Comment