BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak pada tanggal 24 mei 2008,
menyebabkan kenaikan semua harga-harga. Untuk penyesuaian, termasuk juga 9
bahan pokok, yang antara lain: beras, minyak sayur, sayur mayur, daging, tepung
dan sebagainya.
Dengan kenaikan tersebut semua kegiatan ekonomi memperbaiki tentang
anggaran yang lainnya termasuk bagaimana menyesiati semua kegiatan ekonomi
berjalan stabil.
Beras merupakan bahan
pangan pokok sumber karbohidrat masih menjadi prioritas utama di berbagai
wilayah di Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas pertanian yang
memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, sosial
maupun politik. Komoditas padi telah menjadi perhatian pemerintah, khususnya menyangkut
kebijakan perdagangan internasional, distribusi, pemasaran dan harga domestik
agar beras tetap tersedia sepanjang tahun dengan harga yang cukup
terjangkau. Oleh karena itu dengan
pertimbangan aspek teknis dan ekonomis serta urgensinya, perumusan kebijakan
dinilai sangat penting mengingat peranan strategis komoditas padi dalam ekonomi
rumah tangga petani, perekonomian nasional dan kepentingan konsumen.
Beberapa
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan proses produksi dimulai dari
dicabutnya subsidi pupuk pada akhir tahun 1998 yang dampaknya dirasakan oleh
petani dengan meningkatnya biaya produksi dan terjadinya kelangkaan pupuk
terutama untuk tanaman pangan. Walau
kebijakan tersebut diiringi dengan menaikkan harga dasar gabah (HDG) namun
kenyataan di lapangan harga gabah yang diterima petani masih di bawah HDG
tersebut.
Kebijakan
pemerintah pada tahun 2005 dengan mengurangi subsidi BBM menyebabkan kenaikan
harga BBM hampir 100 persen telah berdampak pada kinerja semua sektor ekonomi,
termasuk sektor pertanian. Di tingkat petani, dampak kenaikan harga BBM ada
yang bersifat langsung seperti meningkatnya biaya operasional karena BBM
tersebut langsung sebagai salah satu input produksi seperti usaha traktor,
pompa air, power thresher, penggilingan padi, atau bersifat tidak langsung
lewat kenaikan biaya transportasi seperti pupuk dan pestisida, serta ada yang
bersifat penyesuaian dengan berubahnya
ongkos atau harga seperti upah tanam dan upah panen yang disesuaikan dengan
perubahan ongkos traktor dan harga barang-barang. Hal ini didukung oleh pendapat Dermoredjo
(2003) menyatakan bahwa pengaruh kenaikan harga BBM terhadap sektor pertanian
terlihat dari keterkaitan sektor hulu atau pertanian primer dengan sektor hilir
atau agroindustri dimana komoditas padi sangat terkait dengan sektor industri
penggilingan padi.
Di sisi
lain, sebagai antisipasi dampak dari kebijakan penghapusan subsidi BBM,
pemerintah kembali menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang
dihasilkan petani sebagai upaya merangsang petani untuk berproduksi dan
meningkatkan kesejahteraan petani padi. Hasil kajian Simatupang, et al.,
(2005) sebagai antisipasi dampak kenaikan harga BBM cukup berhasil, terbukti
tidak menyebabkan perubahan berarti pada profitabilitas usahatani padi. Dengan
kata lain, HPP baru cukup memadai untuk mengkompensasi kenaikan harga, sewa dan
upah sarana maupun prasarana padi akibat kenaikan harga BBM. Menurut Rachman et al., (2001)
substansi dari kebijakan harga dimaksudkan untuk menjamin nilai tukar produk pangan
yang wajar terhadap produk lain, meminimalkan tingkat fluktuasi harga antar
musim sebagai upaya mewujudkan
stabilitas harga pangan, mengendalikan tingkat harga pada garis trend yang
sesuai dengan sasaran inflasi dan perkembangan harga dunia, serta mendorong
bekerjanya mekanisme pasar secara efisien dan efektif.
Berpijak
dari informasi dan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian yang
bertujuan melihat pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kinerja usahatani padi
yang difokuskan pada usaha jasa sewa alsintan seperti traktor, pompa air, power
tresher dan penggilingan padi serta melihat tingkat pendapatan petani sebelum
dan sesudah kenaikan harga BBM periode Oktober 2005.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi
rumasan masalah adalah :
1.
Apakah
dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap sektor pertanian?
2.
Apakah
dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap
kinerja usaha traktor ?
3.
Apakah
dampak yang timbul dari kenaikan BBM terhadap kinerja usaha pompa air ?
4.
Apakah
dampak yang timbul dari kenaikan BBM terhadap kinerja usaha power thresher
5.
Apakah
dampak yang timbul dari kenaikan BBM terhadap kinerja usaha penggilingan padi (
RMU ) ?
6.
Apakh
dampak yang timbul dari kenaikan BBM terhadap kinerja usaha tani padi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan penulisan yang
akan di capai adalah :
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kenaikan BBm terhadap sektor pertanian.
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap kinerja usaha traktor.
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap kinerja usaha pompa air.
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap kinerja usaha power thresher.
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap kinerja usaha penggilingan padi ( RMU ) .
- Untuk Mengetahui dampak yang timbul dari kanaikan BBM terhadap kinerja usaha tani padi.
No comments:
Post a Comment